Malam
kedua, Ranuka meminta supaya Rakata melanjutkan ceritanya.
“Sekiranya
Yang Mulia mengizinkan, tentulah aku lanjutkan” sahut Rakata
“Lanjutkan
ceritamu” titah Baginda. Dan Rakata pun mulai bercerita lagi.
“Telah
kita ketahui bahwa lembu jantan itu bersimpuh didepan pak Kyai” kata Rakata. Hal
ini membuat jin keheranan. Dan jin pun menyuruh pak Kyai melanjutkan ceritanya.
“Akhirnya
lembu jantan itu dibawa pulang ke rumah seorang gembala, pembantuku. Gembala itu
mempunyai seorang anak perempuan yang pandai dalam ilmu sihir. Ia tahu bahwa
lembu jantan tadi sebenarnya adalah anakku. Oleh karena itu, pagi-pagi sekali
gembala datang lagi menemuiku.
“Tuan”
katanya “Aku mempunyai seorang anak yang bisa membantu tuan memulihkan lembu
jantan itu menjadi manusia, menjadi anak tuan kembali” katanya lagi. Dan aku
pun bergegas ke rumah si gembala untuk minta pertolongan anaknya.
“Benarkah
kau bisa menolongku?” tanyaku ketika si anak gembala itu menemuiku di rumahnya.
“Benar,
tuan” sahutnya
“Tolonglah
aku dan aku akan membalas budimu. Apa saja yang kau minta, aku akan memenuhi
permintaanmu”
“Apakah
tuan berjanji?” Tanya si Anak gembala
“Aku
Berjanji” sahutku
“Apakah
tuan tidak keberatan mengawinkan aku dengan anak tuan?” Tanya anak gembala itu
lagi.
“Dengan
senang hati ku ambil kau sebagai menantuku” sahutku “tapi buktikan dulu bahwa
kau bisa mengubah kembali lembu itu menjadi anakku”.
Si
anak gembala itu pun kemudian membacakan mantera-manteranya. Dan sungguh ajaib.
Lembu jantan seketika itu juga berubah menjadi ankku. Kami, aku dan anakku
berpeluk-pelukan penuh rasa haru.
Beberapa
hari kemudian, aku kawinkan anakku dengan anak gembala tadi. Aku merasa sangat berbahagia
melihat anak dan menantuku hidup dengan rukun dan sejahtera. Tapi tak lama
kemudian aku kehilangan isteri lagi”
“Bukankah
itu sudah kau katakan tadi? Bukankan isterimu di sihir menjadi lembu betina
oleh isteri pertamamu?” Tanya Jin.
“Bukan
itu” sahutku
“Lalu?”
Tanya Jin lagi
“Maksudku,
aku sudah kehilangan isteri kedua, sekarang kehilangan lagi isteri pertamaku”
“Hilang??”
Tanya Jin heran
“Isteri
pertamaku, yang dengan kejam menyihir anak dan isteri keduaku menjadi lembu,
disihir pula oleh manantuku. Dan inilah sekarang ia menjadi rusa ini” kata Pak
Kyai.
“Ceritamu
sungguh hebat dan mengharukan, Pak Kyai” kata Jin
“Maka,
kupenuhi permintaanmu, kuberi kau setetes darah saudagar ini kalau aku telah
membunuhnya. Lihat, kupenggal lehernya sekarang juga” katanya.
“Hai,
tunggu dulu” tiba-tiba terdengar suara orang berteriak dari kejauhan. Jin dan
Pak Kyai tertegun. Mereka melihat seorang laki-laki tua berjalan bersama dua
ekor anjing, jalannya masih kelihatan seperti seorang pemuda.
“Aku
dengar apa yang telah kalian bicarakan disini dari kejauhan” kata lelaki itu
“Siapa
kau ?” Tanya jin dengan berang
“Aku
seorang musafir. Kerjaku hanya menjelajah dari satu negeri ke negeri lain
dengan berjalan kaki”
“Lalu
apa maumu ?” Tanya jin lagi dengan perasaan mendongkol
“Kau
ingin membunuh saudagar ini dan kau janjikan pada pak Kyai setets darahnya,
karena ia mempunyai cerita yang menarik hatimu. Aku mempunyai cerita lain yang
jauh lebih menarik daripada ceritanya. Maka akupun bermaksud ingin meminta
barang setetes darah saudagar ini” katanya lagi.
“Kalau
ceritamu betul menarik, kuberi kau bukan hanya setetes tapi dua cangkir” sahut
Jin
“Oh,
terima kasih. Itu sungguh luar biasa” sahut si musafir dengan wajah
berseri-seri.
0 komentar:
Posting Komentar