Jumat, 10 Agustus 2012 0 komentar

Khutbah Jum'at : Lailatul Qadar dan Kwalitas Do'a Kita

الحمد لله, الحمد لله الذى أنزل القرأن فى ليلة القدر, وأنزل فيها الملائكة وقسم القدرالخير والشر, وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شهادَةَ أدخرها ليوم الزحام, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الداعى بقوله وفعله إلى دار السلام. اللهمّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدِ وعَلى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ وَمَصَابِيْحِ الظُّلاَمِ. أمَّا بعْدُ, فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهِ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ وَتَرْكِ الأَثَامِ تدخلوا جنة ربكم بسلام

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita asah ketaqwaan kita dengan menguras kelakuan keji dan dosa. Dan Marilah kita pertajam keta’atan kita kepada-Nya dengan memenuhi hari-hari Ramadhan yang tersisa dengan berbagai amal dan laku yang mulia. semua itu dalam rangka mengharap rahmah dan berkah malam mulia, malam seribu bulan yaitu laylatul Qadar.
 
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita asah ketaqwaan kita dengan menguras kelakuan keji dan dosa. Dan Marilah kita pertajam keta’atan kita kepada-Nya dengan memenuhi hari-hari Ramadhan yang tersisa dengan berbagai amal dan laku yang mulia. semua itu dalam rangka mengharap rahmah dan berkah malam mulia, malam seribu bulan yaitu laylatul Qadar.

Hadirin yang dirahmati Allah
Diantara momentum Ramadhan yang tidak boleh diabaikan oleh seorang muslim adalah malam laylatul Qadar, yaitu malam diturunkannya al-Qur’an, seperti disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 185

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Sungguh malam itu adalah malam mulia, malam penuh berkah yang tidak boleh diragukan lagi. Karena Allah swt sendiri mengungkapkan dalam surat ad-Dukhan ayat 3:

إن أنزلناه فى ليلة مباركة

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.

Malam yang berkah itu tentunya berbeda dengan malam-malam lain. Allah swt mengistimewakan nilai malam ini lebih dari malam seribu bulan. Karena pada malam itu Malaikat turun ke bumi mengatur segala urusan. Sesuai dengan perintah-Nya mereka, para malaikat akan menetapkan berbagai takdir manusia mulai dari rizki, mati, jodoh dan semuanya. Karena itulah di namakan laylatul Qadar , malam penentuan taqdir manusia. Sudah selayaknya kita sebagai hamba yang menginginkan taqdir baik, apabila menekuk lutut bersimpuh di malam-malam itu, karena ini berhubungan dengan nasib kita sebagai hamba. Seperti seorang budak yang memohon kepada majikannya. Allah mengkhususkan keterangn ini dalam satu surat penuh, surat al-Qadar:

إِنَّا أَنْزَلْناهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَة الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْر * تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوحُ فِيَها بِإِذْنِ رَبّـِهم مِّن كُلِّ أَمْر * سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan * Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? * Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan * Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan * Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Jika demikian, lantas apakah perbedaan nuzulul qur’an dengan laylatul qadar?  untuk menjawab hal ini ada baiknya kita merujuk pendapat Ibnu Abbas bahwa al-Qur’an diturunkan oleh Allah dari lauhil mahfudz ke baitul izzah pada malam laylatul qadar secara keseluruhan. Dan kemudian Allah menurunkannya secara berangsur-angsur kepada nabi besar Muhammad saw untuk pertama kalinya pada malam 17 Ramadhan di Gua Hira melalui perantara Jibril.

Dengan demikian malam nuzulul qur’an yang diperingati umat muslim di Indonesia pada malam tanggal 17 Ramadhan merujuk pada kali pertama al-Qur’an diturunkan secara berangsur kepada Rasulullah saw . Adapun lailatul qadar  adalah malam diturunkannya al-Qur’an oleh Allah dari lauhil mahfudh ke baitul izzah, secara keseluruhan.

Oleh sebab itu hanya Allah swt lah yang tahu persis waktu-waktu malam laylatul qadar dan pengecualian beberapa orang yang di kehendaki-Nya sendiri. Hal inilah yang kemudian menghadirkan banyak pendapat dan penafsiran mengenai laylatul qadar.

Misalkan sebuah hadits imam bukhari yang menyatakan “Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR  Bukhari). Kedua, “Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa.” (HR. Muslim)

Kapanpun laylatul qadar itu terjadi, yang perlu diperhatikan adalah bahwa Allah akan menilai bukan hanya ibadah kita pada saat itu saja, namun dari kontinuitas ibadah selama Ramadhan, tidak serta merta kita hanya memfokuskan penuh beribadah pada hari-hari ganjilnya saja.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Tidak ada ibadah yang lebih mulia di malam-malam ini kecuali dzikir dan berdo’a untuk kebaikan dunia dan akhirat.  Sambil beriktikaf dan memburu Lailatul qadar, segunung doa dipanjatkan. Selaut permohonan ditujukan.  Namun apakah saat itu pula dikabulkan?

Inilah perlunya intropeksi diri. Mengapa seringkali do’a-do’a itu hanya terasa mengawang tanpa balasan dari Yang Berwenang? Apakah ada yang kurang? Mengenai hal ini Ibrahim Adham pernah berkata bahwa  “Doamu tidak dikabulkan Allah lantaran sepuluh perkara:  

Pertama, Engkau mengenal Allah, tetapi engkau tidak mendatangi kewajiban-kewajiban-Nya. 
kedua, Engkau membaca al-Qur’an, tetapi engkau mengamalkan ya.  
Ketiga, Engkau mengatakan menjadi musuh syetan, tetapi engkau malah mengikuti nya.  
keempat, Engkau mengatakan menjadi Umat Nabi Muhammad saw, tetapi engkau tidak mengikuti jejaknya. 
Kelima, Engkau berkeinginan masuk surga, tetapi engkau tidak mau beramal yang dapat menghantarkanmu ke surga.  
Keenam, Engkau menginginkan selamat dari api neraka, tetapi engkau mencampakkan dirimu ke dalamnya.
Ketujuh, Engkau mengatakan bahwa mati itu pasti, tetapi engkau tidak mau mempersiapkan bekal untuk mati.  
Kedelapan, Engkau sibuk meneliti cela kawan-kawanmu, tetapi engkau tidak mau memperhatikan cela dirimu sendiri.  
Kesembilan, Engkau makan nikmat dari Tuhamu, tetapi engkau tidak pernah bersyukur kepadanya.
Sepuluh, Engkau ikut mengubur orang mati, tetapi engkau tidak dapat mengambil i’tibar (pelajaran) dari peristiwa itu.”

Dengan demikian kita sekarang mengerti apa sebenarnya penyebab ditangguhkannya permohonan-permohonan kita oleh Allah swt. Sebaiknya kita mengetahui posisi kita dari sepuluh daftar di atas dan segera memperbaikinya. Mumpung malam-malam ganjil masih tersedia. Sehingga kita dapat bertamu di malam-malam itu dengan lebih bersih dan percaya diri dengan do’a-do’a kita.

Demikian khutbah jum’ah kali ini, semoga kita semua dapat meraih laylatul qadar bersama-sama. Ya Allah kami hamba-Mu ini bukanlah orang yang malas untuk beribadah kepada-Mu, tetapi alangkah bersykurnya kami, jika kau taqdirkan kami menjadi hamba-hamba yang shaleh. Amien…

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.

sumber : www.nu.or.id


Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ




»»  Baca Selengkapnya...
0 komentar

7 Pertanyaan yang Harus di Jawab Sebelum Anda Menikah

Tak hanya perselingkuhan, kegagalan pernikahan juga bisa disebabkan pasangan suami istri tidak mau berbagi perasaan yang mengakibatkan kualitas hubungan makin menurun. Kebiasaan berbagi perasaan dan keinginan ini seharusnya sudah Anda dan pasangan jalani sebelum bersanding di pelaminan.

Bagi yang berencana menikah, sebaiknya Anda dan calon pasangan mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai hal. Termasuk saling mengungkapkan isi hati. Sebab, ketika memilih hidup dalam perkawinan, tantangannya jauh lebih besar dibandingkan saat melajang.

Agar perjalanan pernikahan berjalan mulus, ajukan 7 pertanyaan ini pada diri Anda dan calon pasangan. Cobalah mendengarkan jawabannya, dan minta si dia mendengarkan jawaban Anda.

1. Apakah ingin cepat-cepat punya momongan atau tidak?

Anda perlu mendiskusikan hal ini sebelum membuat keputusan melangkah ke pelaminan. Tujuannya untuk menyamakan pemikiran dan keinginan Anda berdua setelah menikah kelak. Jika salah satu dari kalian tidak setuju, hati-hati ini bisa jadi masalah di kemudian hari.

2. Apakah Anda berdua punya rasa humor?

Apakah Anda dan pasangan punya kemampuan untuk bisa tertawa dan saling menghibur? Bisa menertawakan kesulitan atau menemukan humor ketika menghadapi masalah sehari-hari, bisa menjadi indikasi kekuatan perkawinan Anda. Kemampuan ini bisa menciptakan hubungan pernikahan lebih baik. Jadi, jangan menjadikan semua hal serius.

3. Apakah Anda percaya padanya?

Jika hati belum benar-benar percaya dengannya sekarang (sebelum menikah), lalu bagaimana Anda akan mempercayai dia kelak? Jadi, hal ini harus benar-benar Anda pecahkan dulu sebelum menikah.

4. Apakah si dia mendukung impian Anda?

Jika si dia menganggap keinginan Anda, misalnya menjadi fotografer, itu sebagai sesuatu yang lucu atau mustahil, sebaiknya kenali dia lebih dalam. Jika pasangan tidak bisa mendukung impian Anda, kondisi ini bisa "cikal bakal" masalah di kemudian hari. Pastikan calon pasanganAnda bisa impian Anda.

5. Apakah Anda berdua bisa saling kompromi?

Tentu, Anda tidak akan setuju pada segala sesuatu. Anda berdua adalah dua individu, orang yang punya pribadi unik. Jadi, Anda akan memiliki beberapa perbedaan yang mungkin sulit dipertemukan. Tenang, itu normal saja. Tidak apa-apa, selama Anda dan pasangan mampu saling berbagi dalam kompromi.

6. Apakah Anda merasa bahagia saat bersamanya?

Sebelum Anda bertukar cincin, Anda berdua harus bahagia. Khususnya Anda, karena Anda tidak bisa menuntut orang lain untuk membuat Anda bahagia.

7. Bagaimana Anda dan berdua mengelola keuangan?

Apakah dia pemboros dan Anda orang yang pandai menghemat uang, atau sebaliknya? Yang penting, Anda berdua memiliki harapan dan tujuan mengelola keuangan yang sama.



»»  Baca Selengkapnya...
Selasa, 07 Agustus 2012 0 komentar

Tipe Lelaki dilihat Dari Cara Pipisnya


Ternyata tipe-tipe lelaki bisa dilihat dari bagaimana cara pipisnya (kencing) lho? Seperti apa tipe2nya lelaki tersebut,...YUK kita simak ulasannya !!!



Lelaki Cuek
Habis pipis, risletingnya nggak ditutup, celana nggak dikancing.

Lelaki Cool
Pipis di kulkas.

Lelaki Licik
Pipis di dalam kolam renang.

Lelaki Berani
Pipisin kolam renang dari atas pinggir kolam.

Lelaki Hangat
Pipis deket kompor.

Lelaki Buaya
Pipis sambil tengkurep.

Lelaki Hati-hati
Pipisnya dikeluarin pelan-pelan (takut bunyi).

Lelaki Tukang Nyontek
Kalo pipis di toilet umum, suka liatin punya orang.

Lelaki Sia-sia
Pas kebelet pipis, buru-buru lari ke toilet, belum sempet buka celana udah pipis di celana duluan.

Lelaki Percaya Diri
Kalo pipis, kepalanya tegak, sambil liat ke depan.

Lelaki Penghibur
Kalo pipis sambil bersiul atau menyanyi.

Lelaki Ilmuwan
Tiap kali pipis, sebagian pipisnya selalu disisihkan sebagai sampel untuk diteliti.

Lelaki Sensitif
Baru minum sedikit udah kebelet pipis.

Lelaki Sial
Lagi pipis, kepingin kentut yang keluar BAB.

Lelaki Boros
Minum sedikit, pipisnya banyak.

Lelaki Bisnis
Pipisnya bisa dijual.

Lelaki Hobi Berkebun
Pipisnya di kebun, biar subur katanya.

Lelaki Petualang
Pipis pagi di bogor, pipis siang di Jakarta, pipis malam di Bandung.

Lelaki Pemimpi
Mimpi pingin pipis, dan dikeluarin di tempat tidur.

Lelaki Pemalu
Jika merasa dilihat atau dilirik orang lain, pipisnya tidak keluar.

Lelaki Malu-maluin
Pipis di celana.

Lelaki Suka Melamun
Membuka kancing leher kemeja, mengeluarkan dasinya, lalu pipis di celana.

Lelaki Efisien
Meskipun sudah waktunya pipis, tapi ditahan dulu sampai kebelet buang air besar, baru kemudian melakukan keduanya dalam satu waktu yang sama.

Lelaki Pemabuk
Jempol kiri dipegang dengan tangan kanan, lalu pipis di celana.

Lelaki Palsu
Pipis di toilet cewek.

Lelaki Pelit
Kalau buang air besar di WC Umum, ngakunya pipis (biar bayar murah).

Lelaki Edan
Pakai celana yang abis dipipisin.

Lelaki Sarap
Pakai celana yang habis dipipisin, tapi dicium dulu, kali-kali aja baunya sudah jadi bau.

Lelaki Kreatif
Kalau pipis kakinya diangkat satu.

Lelaki Irit
Kagak pernah pipis seumur-umur.

Lelaki Nekad
Suka "mipisin" isteri tetangga.

Lelaki Funky
Pipis di tempat umum.

Lelaki Sial
Maunya pipis air, yang keluar malah batu.

Lelaki Enjoy
Pipis sambil merem-melek.

Lelaki Hemat Waktu
Cuma buka resleting, dikeluarin, terus langsung pipis.

Lelaki Moody
Pipis pake pampers

Lelaki Kurang Ajar
Lagi pipis, eh...kentut...pura-pura cuek lagi!

Lelaki Buta Huruf
Di toilet sudah ada tulisan "RUSAK", eh...masih dipipisin juga.

Lelaki Turunan Kucing
Nggak bisa liat barang baru, diendus-endus, terus dipipisin.

Lelaki Sabar
Nungguin air cebok gak keluar-keluar, manteeeng aja di urinoir.

Lelaki Hip-hop
Pipis sambil kejang-kejang breakdance.

Lelaki Ramah
Ngajak ngobrol sambil pipis, sampe temennya nggak bisa pipis.

Lelaki Percaya Diri
Habis pipis, anunya dibawa jalan-jalan ke wastafel, trus cebok di wastafel.

Lelaki Pelupa
Sudah pipis, keluar toilet, buru- buru balik lagi, karena masih pingin pipis beberapa tetes lagi.

Lelaki Dermawan
Pipis di WC Umum, pipisnya nggak keluar, tapi tetep bayar.

Lelaki Gaya
Pipisnya sambil tangan yang satu tolak pinggang.

Lelaki Arogan
Pipisnya sambil tangan dua-duanya tolak pinggang.



sumber : http://nagapasha.blogspot.com/2012/07/type-lelaki-dilihat-dari-cara-pipisnya.html


»»  Baca Selengkapnya...
Senin, 06 Agustus 2012 0 komentar

6 Tanda Si Dia Jodoh Anda




Setiap kali hubungan Anda dengan seorang pria mulai ke tahap serius, mungkin akan sempat terbersit dalam pikiran, apakah si dia akan menjadi pendamping hidup Anda nanti. Ada beberapa petunjuk yang sebenarnya bisa memberi pertanda bagi Anda tentang kelangsungan hubungan dengannya. Beberapa di antaranya mungkin terkesan konyol, tapi mungkin ada benarnya. Simak saja beberapa di antaranya:

Wajahnya mirip dengan Anda
Percaya atau tidak, sebagian pasangan menikah terlihat mirip dan hal ini mungkin bukan terjadi secara kebetulan. Studi yang dilakukan oleh psikolog dari University of St. Andrews menemukan, seseorang akan cenderung tertarik pada orang lain yang memiliki ciri-ciri wajah seperti dirinya sendiri. Sementara, studi lain menunjukkan bahwa pasangan menikah seringkali memiliki persamaan pada karakter fisiknya. Misalnya saja bentuk leher atau panjang jari tengah.

Anda dapat menerima segala kekurangannya
Tidak ada orang yang sempurna. Tapi, jika Anda sering diam-diam cemberut saat melihat dia menggigiti kuku atau menggerutu saat dia serius nonton pertandingan sepak bola dan mengacuhkan Anda, hati-hati. Apalagi bila sempat terlintas pikiran untuk mengubah perilakunya. Mungkin saja pria itu bukan yang tepat bagi Anda. Jika Anda mau menerima semua kekurangannya, apapun itu, berarti Anda telah siap untuk melewatkan sisa hidup bersama untuk selamanya.

Hanya dia yang bisa buat Anda tertawa lepas
Pakar hubungan asmara selalu menyatakan, hubungan yang sukses adalah yang diwarnai dengan keceriaan. Mulai dari bertukar candaan, lelucon, atau sekadar cerita singkat yang bisa membuat Anda tertawa lepas. Namun, jika Anda cenderung menjaga sikap saat bersamanya, atau dia malah lebih sering membuat Anda menangis daripada sebaliknya, sebaiknya lupakan ide bahwa dialah pangeran impian Anda.

Teman Anda menyukainya -dan sebaliknya
Bila dia dapat berteman dengan sahabat Anda dan sebaliknya, ini adalah pertanda baik. Apalagi jika teman-teman Anda sampai berkata bahwa pria itu baik untuk Anda. Sebab, biasanya teman-teman lebih memahami apa yang baik untuk hidup dan kebahagiaan Anda. Mereka dapat menilai pria dengan lebih objektif, dibandingkan diri Anda sendiri yang dalam kondisi sedang dimabuk cinta.

Anda bisa berdebat secara sehat dengannya
Bila sampai ada pasangan yang tidak pernah bertengkar, itu adalah suatu keanehan. Yang jelas, berargumentasi bukanlah berarti Anda berdua tidak cocok. Namun, jika Anda bertengkar dengan cara yang buruk (misalnya sampai saling melempar barang), itu adalah pertanda buruk. Ciri-ciri argumentasi yang sehat adalah ketika Anda dan dia dapat berdiskusi tanpa harus melontarkan kata-kata hinaan atau makian, atau memojokkan satu sama lain. Kehidupan bersama yang nanti akan Anda jelang bersamanya, jelas akan membutuhkan banyak kompromi. Jika sejak sekarang Anda sudah dapat menyelesaikan perbedaan pendapat dengan cara yang baik, hal ini akan menjadi modal besar untuk ke depannya.

Intuisi Anda yang berkata
Saat berhubungan dengan seorang pria, Anda tiba-tiba merasa begitu yakin dia adalah calon yang tepat untuk membina rumah tangga. Intuisi atau insting terkadang memang bisa berperan banyak dalam percintaan. Ini telah dibuktikan oleh peneliti dari University College London, yang menemukan bahwa area yang bertanggung jawab terhadap intuisi terlihat aktif pada pasangan yang sedang dimabuk cinta. Menurut pakar, ketika Anda merasa bahwa si dia adalah teman hidup yang tepat, itu adalah suatu bentuk ekspresi bawah sadar Anda. Pikiran bawah sadar Anda selama ini telah mengumpulkan pengalaman yang telah Anda lalui bersama pria-pria lain, menyortirnya, dan menemukan semacam tolak ukur yang menentukan pria seperti apa yang pas untuk Anda. Nah, begitu semuanya muncul ke permukaan, Anda hanya perlu memercayainya.
»»  Baca Selengkapnya...
0 komentar

Inilah yang Dilakukan Setan Ketika Bulan Puasa

Saat bulan puasa, setan-setan itu diibelenggu. Kata pak ustaz, setan-setan itu gak akan muncul kalau lagi bulan puasa. Nah, pertanyaannya, ke mana kah si setan-setan ini kalau lagi bulan puasa? Apakah mereka cuti dari kerjaannya sehari-hari? Biar tahu jawabannya, baca artikel yang satu ini!

1. Kuntilanak
Udah sekitar 11 bulan kuntilanak nakut-nakutin kita. Selama 11 bulan itu juga mungkin kuntilanak gak pernah sempet buat ke salon ngurusin rambutnya yang aduhai. Nah, pasti di bulan puasa ini, kuntilanak lagi ngemanjain rambutnya. Salah satunya ya rebonding. Kwuk kwuk kwuk, NYUNYU jadi pengen lihat hasil rebondingnya.

Apa Yang Dilakukan Setan Pas Puasa [ www.BlogApaAja.com ]

2. Pocong
Kasian pocong tiap malem harus loncat-loncat di tanah. Pasti kainnya kotor dan pasti udah lama gak dicuci. Nah, makanya si pocong gunain kesempatan bulan puasa ini buat nyuci kainnya yang udah usang. Dan, dalam rangka kembali ke fitrah, kain milik si pocong juga harus bersih. Sebagai tanda kembali ke kesucian.

Apa Yang Dilakukan Setan Pas Puasa [ www.BlogApaAja.com ]

3. Tuyul
Tuyul mungkin udah lembur 11 bulan nyari duit. Saking sibuknya, gak ada waktu buat ngitungin uangnya. Dan karena saking banyak uang yang didapet si tuyul, tuyul butuh satu bulan buat ngitung uangnya. Makanya, di satu bulan penuh ini, tuyul manfaatin buat ngitung duit setoran. Duh dapet berapa tuh? Cukup gak buat THR NYUNYU?

Apa Yang Dilakukan Setan Pas Puasa [ www.BlogApaAja.com ]

4. Suster Ngesot
Kalau suster ngesot ngejar kamu, harusnya kamu samperin apa. Gak usah takut sama suster ngesot, soalnya suster ngesot itu ngejar kamu buat minta tolong. Iya betul, suster ngesot maun minta tolong aparin jalan. Karena banyak yang takut, makanya di bulan puasa ini suster ngesot belajar jalan sendirian apa.

Apa Yang Dilakukan Setan Pas Puasa [ www.BlogApaAja.com ]

Setan di sekeliling kamu kira-kira lagi sibuk apa nih?

sumber : nyunyu.com
»»  Baca Selengkapnya...
0 komentar

5 Alasan Pria Jarang Bilang "i Love You" Pada Kekasihnya


Kebanyakan pria jarang mengungkapkan perasaan mereka melalui kata-kata; kebalikan dari wanita yang lebih ekspresif ketika mengungkapkan perasaan mereka. Sebelum Anda kesal karena pasangan jarang ucapkan kata-kata cinta, ketahui dulu alasan kenapa pria sangat jarang mengucapkan 3 kata penting seperti "I Love You" kepada kekasihnya yang dikutip dari Boldsky.

1. Terasa Aneh Bagi Mereka
Mengucapkan kata "aku sayang kamu" setiap saat di akhir percakapan adalah hal yang aneh bagi pria, bahkan mungkin bagi sebagian besar orang. Perlu momen dan waktu yang tepat untuk mengatakannya, sehingga kata-kata itu benar-benar terasa bukan sekadar ucapan belaka.

2. Merasa Anda Sudah Mengetahuinya
Bagi pria, yang terpenting adalah tindakan dibandingkan ucapan. Ketika Anda tahu bahwa pasangan mencintai Anda, seharusnya itu sudah cukup tanpa perlu mendengarnya berulang kali. Mereka berpikir Anda sudah mengetahuinya dengan segala perbuatan yang dilakukan untuk Anda, jadi bukan merupakan kewajiban untuk mengucapkan kata-kata itu setiap hari usai menelepon atau setiap mengucapkan selamat malam.

3. Terlihat Palsu
Terlalu sering mengucapkan kata-kata ini akan memberi kesan "palsu". Ketika pasangan tidak dalam mood yang baik tapi diwajibkan untuk mengucapkan kata sayang karena Anda ingin mendengarnya, itu akan terdengar palsu karena hanya ucapan tanpa arti. Untuk itu kebanyakan pria lebih suka mengucapkan kata-kata sayang hanya pada momen spesial, ketika mereka benar-benar merasakannya.

4. Malu
Malu adalah salah satu alasan mereka tidak sering mengumbar kata-kata sayang. Anda tidak bisa menuntut pasangan untuk mengungkapkan rasa sayang mereka melalui kata-kata di hadapan teman ataupun keluarga Anda dan pasangan karena itu akan membuat pria semakin malas untuk mengungkapkannya.

5. Bukan Kewajiban
Anda memang berpacaran tetapi tidak berarti itu adalah tugasnya untuk mengungkapkan bahwa ia mencintai Anda setiap hari. Kata-kata ini akan kehilangan arti pentingnya ketika seorang pria diwajibkan untuk mengatakan "Aku mencintaimu" sebelum tidur setiap harinya. Ungkapan sayang seperti itu harus datang dari hati dan bukan sebagai kewajiban bagi suatu hubungan.


»»  Baca Selengkapnya...
1 komentar

Makna dan Hakekat Nuzulul Qur'an



Allah swt berfirman : ”Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS.Al-Baqarah : 185) 

Menurut ayat di atas, Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Quran. Setiap tahunnya, di bulan Ramadhan umat Islam memperingatinya dengan satu peringatan yang terkenal dengan istilah “Nuzulul Qur’an”.

Istilah ”“Nuzulul Qur’an”” berasal dari bahasa Arab, terdiri dari dua kata, yaitu ”Nuzul”, yang mempunyai arti ”turun” dan/atau ”maqam yang yang tinggi”  (Q.S.[4]: 105,[2]: 176,[6]: 92) dan ”al-Qur’an”, yakni al-Qur’an (bacaan). Jadi, secara harfiah ”“Nuzulul Qur’an”” artinya turunnya al-Qur’an. Yang menjadi pertanyaannya selanjutnya adalah bagaimana proses turunnya al-Qur’an tersebut ?. Apakah al-Qur’an (kitab yang sering kita baca) turun dari langit begitu saja, seperti air hujan yang turun dari langit atau bagaimana ?.

Menurut al-Raghib, pada dasarnya ”Nuzul” itu mempunyai arti turunnya suatu benda (materi) dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Akan tetapi “Nuzulul Qur’an” tidak berarti demikian. Hal tersebut dikarenakan Allah Swt adalah satu dzat non-materi yang tidak bertempat (tidak terbatasi oleh ruang), karena itu Nuzulul Quran haruslah diartikan dengan makna lain. Makna al-Qur’an itu sendiri menurut ahli tafsir adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad secara mutawatir selama 23 tahun. Begitu juga ahli fiqh mengartikan al-Qur’an sebagai kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad, menjadi mukjizat Nabi, lafadznya secara mutawatir yang ditulis dalam mushaf al-Quran diawali surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat an-naas. Dengan demikian makna ”“Nuzulul Qur’an”bukan berarti jatuhnya/turunnya al-Qur’an dari langit ke bumi begitu saja dalam bentuk mushaf yang sering kita baca seperti saat ini. Lalu, bagaimana?

Dalam beberapa ayat al-Qur’an dijelaskan bahwa sebelum al-Qur’an berbentuk menjadi ayat/teks/lapazh dalam mushaf/kitab, eksistensi al-Qur’an telah ada di maqam yang tinggi di sisi Allah swt. Artinya, bahwa al-Qur’an ini mempunyai satu eksistensi yang berada dalam maqam yang tinggi, yang dari sanalah dia diturunkan.

Dalam al-Qur’an surah al-Wâqi’ah, ayat 77-80 tertulis: “Sesungguhnya al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia. Pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh). Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. Diturunkan dari Rabbil ‘alamiin.” Ayat tersebut mengandung makna bahwa al-Qur’an itu ada dan tersimpan di dalam sebuah kitab maknun.

 Di dalam ayat lain tertulis: “Haa Miim. Demi kitab (al-Qur’an) yang jelas. Sesungguhnya Kami menjadikan al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). Dan sesungguhnya al-Qur’an itu dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.” (Q.S. az-Zukhruf [43]: 1-4)

Ayat tersebut juga mengandung arti bahwa al-Qur’an Arabi (yang bertuliskan Arab) itu dahulunya di sisi Allah adalah satu eksistensi yang sangat mulia lagi terjaga yang tersimpan dalam Ummul Kitab/Lauh mahfuzh, dan eksistensi mulia tersebut kemudian dijadikan dalam bentuk al-Qur’an Arabi yang kemudian diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.

 Jadi, al-Qur’an sebelum diturunkan kepada Rasululullah Saw, disimpan di suatu tempat yang bernama Lauh al-Mahfudz (Q.S. Al-Burûj: 21-22). Bukan hanya al-Qur’an, seluruh kejadian yang telah, sedang dan akan terjadi di alam ini pun telah dicatat di tempat tersebut. Tentang Lauh al-Mahfudz, Imam Alusi berkata, ”Kami mempercayainya tanpa harus mencari hakikatnya maupun bagaimana pencatatan didalamnya”. Dari Lauh al-Mahfudz, bagaimanakah perjalan (turunnya) al-Qur'an selanjutnya?

Secara implisit dalam surat al-Baqarah ayat 185, al-Dukhân ayat 3 dan al-Qadar ayat 1 dijelaskan bahwa al-Qur'an turun secara langsung dan utuh pada malam Lailatul Qadar. Turunnya al-Qur’an pada malam tersebut, masih berdasarkan teks ayat di atas, tidak seperti turunnya al-Qur'an kepada Rasulullah Saw. Karena al-Qur'an turun kepada Rasulullah Saw secara berangsur-angsur selama masa kenabian, sedang makna implisit dari ketiga ayat tersebut menunjukkan bahwa al-Qur'an turun secara langsung dan utuh di suatu tempat. Tempat tersebut terletak di langit dunia yang bernama “Baitul Izzah” sebagaimana riwayat Ibnu Abbas: ”al-Qur'an diturunkan (dari Lauh al-Mahfudz) dalam satu tempo ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar, kemudian diturunkan secara berangsur-angsur (ke bumi) selama 20 tahun”. (HR. Hakim dan Baihaqy). Ringkasnya, perjalanan al-Qur'an dari Lauh al-Mahfudz tidak langsung ke bumi, melainkan “transit” terlebih dahulu di Baitul Izzah. Demikian pendapat mayoritas ulama tentang proses Nuzûl al-Qur’an. Kendati demikian tidak semua ulama sependapat dengan pendapat di atas.

Imam Zarkasyi mengklasifikasi 3 pendapat ulama tentang proses Nuzûl al-Qur’an sebagai berikut:

1.      Dari Lauh al-Mahfudz, Al-Qur'an turun ke Baitul Izzah pada satu malam Lailatul Qadar secara langsung (munajjam), kemudian turun berangsur-angsur kepada Rasulullah Saw. Pendapat ini adalah pendapat mayoritas ulama, semisal Imam As-Suyûthî, Thabarî, Qurthubî, Abu Syahbah dll.
2.      Dari Lauh al-Mahfudz, Al-Qur'an turun ke Baitul Izzah selama 20 malam Lailatul Qadar, ada yang berpendapat selama 23 bahkan 25 malam Lailatul Qadar. Pada setiap malam Lailatul Qadar, Allah Swt menurunkan beberapa ayat untuk setahun sampai tiba malam Lailatul Qadar selanjutnya. Pendapat ini dikemukakan oleh Muqatil, Imam Abdullah al-Halimî dan Mawardî.
3.      Al-Qur'an mulai diturunkan –dari Lauh al-Mahfudz-- kepada Rasulullah Saw pada malam Lailatul Qadar tanpa “transit” terlebih dahulu di Baitul Izzah (karena kelompok pendapat ini tidak mengakui adanya Baitul Izzah). Yang termasuk dalam kelompok pendapat ini yaitu Sya’bî, Muhammad Abduh, Rasyid Ridhâ dan Ibnu Asyur.

Terlepas dari perbedaan di atas, mayoritas umat Islam percaya bahwa Allah Swt menurunkan al-Qur’an (kitab samawi yang diturunkan untuk terakhir kalinya) dengan cara menurunkan lafazh dan kalimat-kalimat nafsi dengan gaya bahasa Arab yang kemudian diturunkan ke dalam kalbu Rasulullah Saw. Kemudian dikarenakan pengetahuan Rasulullah Saw terhadap makna dan arti lafazh dan kalimat-kalimat tersebut melalui dalalah i’tibari, maka dengan perantara itulah beliau tahu akan lafazh dan kalimat-kalimat tersebut dan dengan jalan inilah beliau menerima wahyu Ilahi. Setelah itu barulah Rasulullah Saw menyampaikan lafazh dan kalimat-kalimat tersebut dengan lisannya yang suci sesuai dengan lafazh dan kalimat-kalimat dengan arti aslinya. Dan dari sinilah ia disebut dengan Kalam Ilahi dan juga sebagai Mukjizat yang paling besar.

Ringkasnya, bahwa kitab al-Qur’an yang dibaca umat Islam tidak turun begitu saja dari langit, tetapi merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara wahyu, yang diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun.

Adapun tanggal 17 Ramadhan yang selama ini dijadikan sebagai peringatan “Nuzulul Qur’an”, erat kaitannya dengan ayat al-Qur’an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, yaitu surat al-‘Alaq ayat 1-5. Ayat tersebut diturunkan ketika Rasulullah saw berada di Gua Hira’ , yaitu sebuah gua di Jabal Nur, yang terletak kira-kira tiga mil dari kota Mekah. Ini terjadi pada malam Senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari usia Rasulullah 13 tahun sebelum Hijriyah. Bertepatan dengan bulan Juli tahun 610 M. Malam turunnya permulaan al-Quran tersebut terjadi pada ‘lailatul qodar” atau ‘lailatul mubarakah”, yaitu suatu malam kemuliaan penuh dengan keberkahan.

Mengetahui makna dan hakikat “Nuzulul Qur’an” merupakan sebagian hal penting yang harus diketahui umat Islam, agar menambah keteguhan iman kepada kitab Allah SWT berupa al-Qur’an. Tetapi jauh lebih penting adalah bagaimana menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman dalam kehidupan manusia. Persoalan inilah yang menjadi keprihatinan sekaligus perhatian kita bersama, mengingat realitas kehidupan umat Islam (sebagai umat mayoritas di Indonesia) dari hari kehari semakin jauh dari al-Qur’an. Coba kita perhatikan dan buktikan, apakah setiap keluarga muslim menyimpan al-Qur’an di rumahnya?. Diduga jawabannya adalah ”tidak”. Apakah keluarga muslim yang mempunyai kitab al-Qur’an telah mampu membaca kitab suci itu? Diduga jawabannya adalah ”belum”. Apakah setiap muslim yang membaca al-Qur’an mengetahui arti dan makna kandungannya? Jawabannya adalah ”belum”. Apakah setiap muslim yang memahami kandungan al-Qur’an mampu mengimplementasikan nilai-nilai al-Qur’an dalam sikap dan perilaku hidupnya?. Sekali lagi jawabannya diduga serupa dengan sebelumnya. 

Merupakan kewajiban setiap orang yang mengaku dirinya muslim untuk senantiasa menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman dalam kehidupanya di dunia. Wallahu a’lam.
 
disadur dari http://asepnurdin-bahagia.blogspot.com 


»»  Baca Selengkapnya...
Jumat, 03 Agustus 2012 0 komentar

9 Pertanyaan yang Harus Dijawab Sebelum Anda Berkata "putus" pada Pasangan





Apa akhir-akhir ini sedang bermasalah dengan kekasih dan ingin mengakhiri hubungan asmara? Banyak yang tidak pikir panjang sebelum memutuskan hubungan. Hal itu bisa menyebabkan Anda menyesal di kemudian hari.
Sebelum mengambil langkah serius, coba tanyakan kembali pada diri Anda agar yakin dengan keputusan yang akan diambil. Dilansir dari eHarmony, sembilan pertanyaan ini bisa membuat Anda yakin sebelum memutuskan hubungan asmara Anda dengan si dia.

1. Apakah hanya emosi?
Pastikan Anda mempunyai alasan yang tepat sebelum mengakhiri hubungan. Tanyakan kepada diri sendiri, apakah keputusan ini memang murni dari hati atau hanya emosi sesaat? Mungkin Anda ingin putus karena baru-baru ini ada cekcok dengan si dia. Sebaiknya, tunggu sampai Anda tenang sehingga dapat berpikir secara matang.

2. Apa masalah masih bisa diselesaikan?
Tanyakan kepada diri sendiri, apakah masih bisa diselesaikan dengan baik? Coba pikirkan kembali bagaimana penyelesaian konflik tanpa mengakhiri hubungan. Diskusikan apa yang Anda inginkan dari sang kekasih, dan dengarkan juga bagaimana perasaan pasangan Anda. Jika masalah memang dapat diselesaikan, Anda akan memiliki nilai positif untuk masa depan hubungan. Mungkin saja sebenarnya Anda dan dia masih ingin berjuang untuk membangun hubungan yang lebih serius.

3. Apakah saya terlalu cepat mengambil kesimpulan?
Ketika sedang dalam masalah, Anda langsung membayangkan hidup menjadi lebih indah jika tanpa kekasih. Hal itu membuat Anda ingin kembali "single" agar bisa bahagia. Namun, jangan menganggap kalau Anda tidak bahagia karena hubungan yang salah. Coba mengatasi konflik dengan pikiran matang supaya menemukan jalan keluar yang baik untuk Anda dan si dia.

4. Sudahkan terbuka dengan pasangan?
Apakah Anda sudah terbuka dengan pasangan? Daripada hanya menyalahkan dia karena masalah yang terjadi lebih baik evaluasi diri. Bagaimana komunikasi yang terjalin selama ini, sudahkah Anda saling terbuka? Komunikasi yang baik berpengaruh pada hubungan yang sehat. Meskipun nantinya hubungan tetap berakhir, namun dengan komunikasi yang baik, maka keputusan tersebut akan bisa diterima dengan baik oleh kedua belah pihak.

5. Apakah dunia saya akan berubah setelah berpisah?
Kebosanan dalam hubungan bisa membuat Anda ingin berpisah dari si dia, namun bayangkan bagaimana hidup Anda nantinya jika berpisah darinya? Jika si dia selalu ada untuk Anda dan dia menjadi orang yang bisa diandalkan, maka pikirkan lagi keputusan Anda. Namun jika permasalahan Anda dan si dia sudah sangat berat seperti si dia selingkuh atau berperilaku kasar, Anda tidak perlu pikir dua kali.

6. Apakah saya akan menyesal kehilangan dia?
Seperti dijelaskan di atas, jika masalah sudah sangat berat, Anda tidak perlu berpikir panjang untuk memutuskannya. Namun jika masalahnya sepele, sebaiknya pertimbangkan keputusan untuk berpisah, coba tanyakan pada hati, apakah Anda akan menyesal kehilangan dia? Jika hati kecil Anda mengatakan "iya", lebih baik pikirkan kembali keputusan tersebut.

7. Apakah perpisahan sebuah permainan?
Tidak sedikit wanita yang mengancam pasangan akan mengakhiri hubungan, hanya karena ingin si dia berubah. Namun, perpisahan bukanlah sebuah permainan. Jangan bermain-main dengan kata putus atau Anda bisa kehilangan dia selamanya. Oleh sebab itu, jangan pernah menggunakan ancaman putus sebagai alat agar pasangan memperbaiki sikapnya kepada Anda. Sebaiknya, evaluasi hubungan supaya saling tahu perasaan masing-masing.

8. Apakah ada yang mempengaruhi keputusan saya untuk putus?
Pertanyaan yang perlu dikhawatirkan salah satunya, apakah ada yang mempengaruhi keputusan Anda mengakhiri hubungan dengan kekasih? Jika iya, Anda perlu mempertimbangkannya terlebih dahulu. Ini hidup Anda dan hanya diri sendiri yang tahu bagaimana cara Anda bahagia. Mungkin salah satu teman tidak suka dengan hubungan kalian makanya mereka ingin Anda dan kekasih berpisah. Agar dapat solusi terbaik, tenangkan diri Anda serta memikirkan ulang semua perkara yang terjadi dalam hubungan Anda berdua.

9. Sudahkah saya memberikan yang terbaik dalam hubungan ini?
Jangan menyalahkan pasangan karena berakhirnya jalinan asmara yang telah dijalani selama bertahun-tahun. Koreksi diri sendiri, apa Anda telah memberikan yang terbaik selama menjalin asmara dengannya? Jika Anda ragu berpisah dengan kekasih, tidak ada salahnya mencoba memperbaiki hubungan yang sudah retak.
»»  Baca Selengkapnya...
5 komentar

Khutbah Jum'at : Makna Taqwa di Bulan Ramadhan



Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Rukun Islam ada lima perkara. Membaca syahadat, mengerjakan shalat, membayar zakat, berpuasa dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Bila diperhatikan dengan seksama kelima rukun Islam tersebut bersifat positif (syatrul iktisab), kecuali puasa. Karena sesungguhnya perintah puasa adalah bersifat negative (syatrul ijtinab), yaitu perintah untuk meninggalkan sesuatu (makan, minum, menahan nafsu dan lain-lain).
 
 Artinya, apabila syahadat harus diucapkan, shalat harus dikerjakan, zakat harus ditunaikan, haji harus dilaksanakan, maka  puasa harus menahan segala hal yang membatalkannya. Inilah satu keistimewaan ibadah puasa dibandingkan dengan ibadah lainnya.

 الحمد لله, الحمد لله الذى أنعم علينا بنعمة شهر رمضان, وكتب علينا الصيام وسيلة لدفع السيئات والعصيان, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شهادَةَ أدخرها ليوم الزحام, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الداعى بقوله وفعله إلى دار السلام. اللهمّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدِ وعَلى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ وَمَصَابِيْحِ الظُّلاَمِ. أمَّا بعْدُ, فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهِ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ وَتَرْكِ الأَثَامِ تدخلوا جنة ربكم بسلام

Ayyuhal Hadhirun Rahimakumullah
Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kita kepada Allah swt atas ni’mat Ramadhan. karena Ramadhan merupakan wahana perantara, sebagai media menjadikan kita seorang hamba yang bertaqwa. Oleh karenanya mari kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita di bulan yang penuh rahmat ini.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Rukun Islam ada lima perkara. Membaca syahadat, mengerjakan shalat, membayar zakat, berpuasa dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Bila diperhatikan dengan seksama kelima rukun Islam tersebut bersifat positif (syatrul iktisab), kecuali puasa. Karena sesungguhnya perintah puasa adalah bersifat negative (syatrul ijtinab), yaitu perintah untuk meninggalkan sesuatu (makan, minum, menahan nafsu dan lain-lain). Artinya, apabila syahadat harus diucapkan, shalat harus dikerjakan, zakat harus ditunaikan, haji harus dilaksanakan, maka  puasa harus menahan segala hal yang membatalkannya. Inilah satu keistimewaan ibadah puasa dibandingkan dengan ibadah lainnya.

Sesungguhnya ibadah dalam konteks pencegahan jauh lebih berat dibandingkan dengan ibadah yang bersifat melaksanakan. Menjadi pedagang adalah hal yang gampang, tetapi berdagang tanpa unsure tipu dan bohong bukan pekerjaan yang gampang. Menjadi pejabat adalah hal yang sulit, tetapi lebih sulit lagi menjadi pejabat yang tidak korup. Berkumpul di majlis ta’lim untuk mengaji bukanlah hal yang berat, tetapi berkumpul tanpa menggunjing adalah sesuatu yang berat.

Ingatkah kita para hadirin, Bagaimana bahagianya kita ketika melihat anak kita berhasil berjalan sendiri, setelah beberapa bulan belajar merangkak titah-titah. Tetapi setelah ia lancar berjalan, alangkah susahnya memperingatkan ia agar tidak lari-larian di rumah dan di jalanan.

Semua itu menunjukkan betapa sulitnya menghindar dari larangan dibandingkan dengan melaksanakan perintah. Oleh karena itu dalam kitabnya Minhajul Abidin, Imam Ghazali mengatakan bahwa:

إن العبادة شطران: شطرالاكتساب وشطر الاجتناب. فالاكتساب فعل الطاعة والاجتناب الامتناع عن المعاصى والسيئات وهو التقوى. وان شطر الاجتناب على كل حال أسلم وأصلح وأفضل وأشرف للعبد من شطر الاكتساب.

Ada dua sisi dalam ibadah.  Pertama sisi pelaksanaan (syatrul iktisab), dan kedua sisi larangan (syatrul ijtinab).  Sisi pelaksanaan adalah melaksanakan berbagai perintah Allah inilah makna tho’at. Sedangkan sisi larangan  adalah mencegah berbuat maksiat dan keburukan inilah arti taqwa. Sisi larangan ini jauh lebih mulia, lebih utama, lebih baik dibandingkan dengan sisi pelaksanaan.

Oleh karena itu Hadirin yang dimuliakan Allah swt.
Puasa sebagai bentuk ibadah yang mengandung syatrul ijtinab memiliki kemuliaan dan keistimewaan dibandingkan dengan ibadah lain. Karena ibadah puasa didominasi dengan berbagai larangan. Larangan makan, minum, nafsu dan lain sebagainya. Malah dengan bahasa Imam al-Ghazali puasa dapat digolongkan sebagai ibadah tingkat tinggi. Hal ini wajar, karena sesungguhnya puasa melatih seorang hamba mengendalikan musuh bebuyutan yaitu nafsu.

Jika puasa hanya menahan makan, minum dan tidak bersetubuh dengan lain jenis, maka itu seperti puasanya burung dara. Burung dara yang kita masukkan ke dalam sangkar sendirian tanpa makan dan minum dari fajar sampai menjelang malam, maka burung dara itupun telah berpuasa. Apakah kita ingin kwalitas puasa kita seperti burung darang, atau kambing misalkan. Tentu tidak.

Latihan mengendalikan nafsu adalah latihan membersihkan hati dari berbagai penyakit. Mulai dari iri, dengki, hasud, thoma’, ujub, riya’ dan sum’ah. Semua itu adanya dalam hati, dan kita sebagai seorang hamba harus mebiasakan diri mengendalikan mereka. Dengan bantuan perut lapar, haus, badan lemas dan mata terkekang. Sungguh berat latihan ini akan tetapi jika berhasil, Allah telah menjanjikan hadiah besar yang belum pernah terbayangkan.

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: "Setiap amal perbuatan anak Adam - yakni manusia itu, yang berupa kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya dengan sepuluh kalinya sehingga tujuhratus kali lipatnya. "Allah Ta'ala berfirman: "Melainkan puasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untukKu dan Aku akan memberikan balasannya. Orang yang berpuasa itu meninggalkan kesyahwatannya, juga makanannya semata-mata karena ketaatannya pada perintahKu. Seseorang yang berpuasa itu mempunyai dua macam kegembiraan, sekali kegembiraan di waktu berbukanya dan sekali lagi kegembiraan di waktu menemui Tuhannya. Niscayalah bau bacin mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi"

Dengan kata lain Allah ingin menegaskan bahwa pahala puasa adalah urusan-Ku, jadi tidak perlu mengkhawatirkannya. Pahala puasa tidak dapat dibayangkan besarnya, jika shalat jama’ah dilipatkan 27 kali, jika amal lain dilipatkan sekian ratus kali, khusus untuk puasa Allah hanya akan memberikan sesuatu yang lain, yang jauh lebih besar dari hitung-hitungan semcam itu.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Jika demikian puasa kita, maka benar apa yang dinyatakan al-Qur’an dalam surat al-Baqarah 183 bahwa tujuan puasa untuk menjadikan seorang hamba yang bertaqwa (la’allakum tattaqun).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai sekalian orang yang beriman! Diwajibkanlah puasa atas engkau semua sebagaimana yang diwajibkan atas orang-orang yang sebelum engkau semua itu, supaya engkau menjadi orang yang bertaqwa”

Seperti yang khatib terangkan bahwa kata taqwa itu sendiri yang secara harfiah bermakna takut, lebih condong pada usaha pencegahan diri dari melaksanakan berbagai larangan Allah. Berbeda dengan tha’at yang memiliki arti keta’atan dan ketundukan menjalankan berbagai perintah-Nya.

Barang siapa yang ingin bertaqwa kepada Allah swt, maka ia harus merasa takut akan neraka yang disediakan oleh-Nya untuk para pendosa. Dan barang siapa yang takut kepada ancaman siksa-Nya, secara otomatis ia akan menjauhi hal-hal yang dapat menariknya ke neraka. Karena setiap mereka yang takut pasti akan lari menjauh, dan siapa yang cinta pasti akan datang mendekat. Sebagai mana seorang yang takut akan ular, pasti akan menghindari ular. Siapa yang takut dengan singa pasti menjauh dari singa. Dan begitulah sebaliknya barang siapa yang mencintai keluarganya, ia pasti ingin selalu dekat dengan keluarganya. Barang siapa mencintai kekasihnya, tak mau ia jauh sedikitpun darinya. Demikian yang dikatakan Dzunnun al-Misry

كل خائف هارب وكل راغب طالب

Siapa yang takut pastilah akan menghindar (menjauh), dan siapa yang cinta pasti akan mencari (mendekat)

Akan tetapi, Maasyiaral Muslimin Rahimakumullah
Anehnya banyak orang yang takut dengan neraka dan berbagai siksanya, tetapi ia malah semakin mendekatinya. Dengan melakukan berbagai laku maksiat dan dosa. Dan itu semua dilakukannya dengan penuh kesadaran. Begitu pula sebaliknya. Banyak orang mengaku mencintai Allah, tapi malah semakin menjauh dari-Nya. semoga kita semua tidak termasuk golongan yang demikian. 

Oleh karena itu, pada akhir khutbah kali ini khatib mengingatkan untuk diri sendiri dan juga yang lain. Marilah kita bersama-sama memaknai ketaqwaan di bulan Ramadhan yang masih tersisa ini dengan melatih diri mengendalikan nafsu. Semoga Allah mempermudah latihan kita ini.

Ya Allah sesunguhnya ampunanmu lebih kami andalkan dari pada amal-amal yang kami lakukan, dan rahmatmu jauh lebih luas dibandingkan dosa kami. Oleh karena itu jikalau kami, hambamu ini belumlah pantas mengharapkan Rahmat-Mu. Namun karena ke agungan dan kebesaran-MU rahmat-Mu sangat pantas sekali menghampiri kami,

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.


sumber : NU ONLINE

 
»»  Baca Selengkapnya...

Bisnis Pulsa

 
;