اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ، اَلَّذِى خَلَقَ اْلإِنْسَانَ خَلِيْفَةً فِي اْلأَرْضِ
وَالَّذِى جَعَلَ كُلَّ شَيْئٍ إِعْتِبَارًا لِّلْمُتَّقِيْنَ وَجَعَلَ فِى
قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةًوَّسُرُوْرًا. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ
اِلاَّ اللهُ وَحـْدَهُ لاَشـَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْئ قَدِيْرٌ.
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَاَفْضلِ اْلاَنْبِيَاءِ
وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَاِبه اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ
اِلاَّوَاَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ
الْكَرِيْمِ: لَقَدْ كَانَ فِى قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لاِّوْلِى
ٱلأَلْبَـٰبِ
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah kita bersama-sama saling berwasiat untuk meningkatkan taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengatur bumi seisinya. Dialah yang menentukan sejarah manusia, juga berbagai mahkluk lainnya. Ketaqwaan itu harus selalu kita upayakan dan ditingkatkan kualitasnya, karena banyaknya godaan dunia yang setiap saat mengancam dan dapat mengendurkannya.
Marilah kita bersama-sama saling berwasiat untuk meningkatkan taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengatur bumi seisinya. Dialah yang menentukan sejarah manusia, juga berbagai mahkluk lainnya. Ketaqwaan itu harus selalu kita upayakan dan ditingkatkan kualitasnya, karena banyaknya godaan dunia yang setiap saat mengancam dan dapat mengendurkannya.
Jangankan kita sebagai manusia biasa, Nabi Sulaiman pun hampir
tergoda oleh dunia. Karena itulah diwajibkan atas khatib setiap kali di
atas mimbar di hari Jum’at, agar berwasiat tentang ketaatan. Ushikum binasfi bitaqwallah… ittaqullah haqqa tuqatih…dan beragam kalimat dengan maksud yang seragam, yaitu meningkatkan taqwa kepada Allah subhanahu wa Ta’ala.
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang Berbahagia…
Seperti yang telah terucap dalam muqaddimah, kali ini khatib hendak
menceritakan kembali sebuah kisah yang dihadirkan oleh al-Qur’an tentang
kuda-kuda terbangnya Nabi Sulaiman as. yang gagah bersayap dan
menakjubkan. Dalam surat Shaad ayat ke-30 hingga ayat ke-33
diterangkan.
وَوَهَبۡنَا لِدَاوُۥدَ
سُلَيۡمَـٰنَۚ نِعۡمَ ٱلۡعَبۡدُۖ إِنَّهُ ۥۤ أَوَّابٌ * إِذۡ عُرِضَ
عَلَيۡهِ بِٱلۡعَشِىِّ ٱلصَّـٰفِنَـٰتُ ٱلۡجِيَادُ *فَقَالَ إِنِّىٓ
أَحۡبَبۡتُ حُبَّ ٱلۡخَيۡرِ عَن ذِكۡرِ رَبِّى حَتَّىٰ تَوَارَتۡ
بِٱلۡحِجَابِ * رُدُّوهَا عَلَىَّۖ فَطَفِقَ مَسۡحَۢا بِٱلسُّوقِ
وَٱلۡأَعۡنَاقِ
"Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah
sebaik-baik hamba. Sesunguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)*
(Ingatlah) Ketika dipertunjukan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu
berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore.* Maka dia berkata,
"Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda)
sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari
pandangan."* "Bawalah semua kuda itu kembali kepadaku." Lalu ia potong
kaki dan leher kuda itu. (Shaad:30-33)
Para mufassir menerangkan berbagai kisah itu dengan beragam, sesuai
penafsiran masing-masing. Yang jelas dapat diceritakan pakemnya bahwa
Nabi Sulaiman a.s. memiliki kuda-kuda yang gagah-kekar perkasa tubuhnya,
cepat-melesat larinya bagaikan kilat.
Berkali-kali kuda-kuda itu diandalkan sebagai balatentara yang selalu
berjihad di jalan Allah swt. Suatu hari, ketika Nabi Sulaiman sibuk
memeriksa dan mengatur kuda-kuda tersebut, begitu asyiknya, hingga ia
tak terasa meninggalkan shalat Ashar. Karena lupa, bukan disengaja.
Maka, ketika Nabi Sulaiman a. s. sadar bahwa kuda-kuda itu telah
menyebabkan sholatnya tercecer, ia pun bersumpah, "Tidak, demi Allah,
janganlah kalian (kuda-kudaku) melalaikanku dari menyembah Tuhanku."
Lalu beliau menitahkan agar kuda-kuda itu disembelih. Maka beliau
memukul leher-leher dan urat-urat nadi kuda-kuda tersebut dengan pedang.
Ketika Allah mengetahui hamba-Nya, yang bernama Sulaiman menyembelih
kuda-kuda tersebut karena Diri-Nya, karena takut dari siksa-Nya serta
karena kecintaan dan pemuliaan kepada-Nya, karena dia sibuk dengan
kuda-kuda tersebut sehingga habis waktu shalat.
Maka Allah lalu menggantikan untuknya sesuatu yang lebih baik dari
kuda-kuda tersebut, yakni angin yang bisa berhembus dengan perintahnya,
sehingga akan menjadi subur daerah yang dilewatinya. Perjalanan yang
ditempuh sebulan, maka kembalinya juga sebulan. Dan tentu, ini lebih
cepat dan lebih baik daripada kuda.
Hadirin Jama’ah yang Mulia…
Kini, tiada lagi kuda-kuda bersayap yang gagah dan terbang dengan
kecepatan luar biasa. Kuda bersayap itu kini hanya hidup dalam dunia
dongeng. Meskipun secara fisik telah tiada, tapi nilai guna kuda itu,
kini telah digantikan dengan berbagai bentuk teknologi transportasi dan
informasi yang kecanggihannya mampu melipat waktu dan meruntuhkan batas
ruang.
Sayangnya, berbagai macam benda teknologi ini menjadi simbol
kemewahan yang banyak diburu oleh manusia. Walaupun mereka sadar bahwa
barang-barang ini mempunyai tingkat kecanggihan luar biasa dalam upaya
memalingkan manusia dari Tuhannya. Televisi, internet, game online dan
juga penguasaan senjata nuklir yang diidam-idamkan.
Kini sudah nyata, bahwa kuda dan awan itu hadir dalam bentuk lain
yang jauh lebih dahsyat, sedangkan iman manusia sekarang jauh lebih
tipis dibandingkan dengan iman Nabi Sualaiman a.s. Lantas bagaimanakah
seharusnya manusia menyikapinya?
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Jika demikian pertanyaannya, bagaimanakah cara kita menerjemahkan dan
menafsirkan cerita selanjutnya, yaitu ketika Nabi Sulaiman as. berniat
membunuh semua kuda dan kemudian diganti oleh Allah dengan bentuk angin?
Apakah itu berlaku khusus Nabi Sulaiman a.s. atau umat muslim secara
pada umumnya?
Pertanyaan ini telah dijawab oleh Rasulullah saw dalam haditsnya:
"Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena takut kepada
Allah kecuali Allah akan memberimu (sesuatu) yang lebih baik
daripadanya." (HR Ahmad dan Al-Baihaqi, hadits shahih)
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ بمَا فيْهِ
مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
0 komentar:
Posting Komentar