Senin, 04 Juni 2012

Kisah 1001 Malam Episode 4 : PAK KYAI BERISTRI RUSA

“Rusa ini, kata Pak Kyai, dulunya adalah seorang gadis cantik, anak pamnku sendiri. Aku telah menikah dengannya sejak ia masih kecil. Tiga puluh tahun kami hidup sebagai suami isteri. Tetapi belum juga mempunyai anak. Oleh karena itu, aku menikah lagi. Sekarang, dari isteri ke dua, aku mempunyai seorang anak laki-laki. Anakku gagah dan tampan.

Ketika anakku berumur lima belas tahun, kuajak ia melancong ke berbagai negeri sambil membawa bermacam-macam dagangan. Begitu sering aku membawanya ke negeri-negeri lain, hingga isteri pertamaku, si rusa ini merasa iri. Ia padai dalam ilmu sihir. Maka disihirlah anakku menjadi lembu jantan dan isteriku menjadi lembu betina. Ketika aku sedang bepergian. Waktu kutanyakan kepadanya dimana mereka, rusa ini menjawab acuh tak acuh. Seolah tak peduli pada apa yang terjadi disekitarnya.

“perempuan itu telah mati. Dan anakknya minggat, entah kemana” sahutnya. Tentu saja aku sangat sedih mendengarnya. Anak satu-satunya yang sangat kusayangi sudah tidak ada lagi. Berhari-hari aku mengurung diri dalam kamar. Tak lain yang kupikirkan kecuali anakku, anakku.

Pada suatu hari raya, kupanggillah pembantuku yang selalu mengembala lembu dan ternak-ternakku yang lain. Kusuruh ia memilih seekor lembu yang gemuk untuk disembelih. Aku memang gemar makan daging lembu, terutama pada hari raya.

Diambilnya seekor lembu, yang tak lain adalah isteriku, yang di sihir oleh rusa ini. Aku berpura-pura hendak memotongnya dan lembu itu menangis. Air matanya berlelehan. Tentu saja aku tidak tega. Tak jadi aku memotongnya. Aku suruh pembantuku mencari lembu yang lain. Tapi isteriku, si rusa ini, memaksaku terus supaya lembu itulah yang kau potong. Aku tidak bisa menolak permintaannya. Tetapi juga tidak bisa memotong lembu tersebut. Akhirnya kusuruh pembantuku yang memotongnya.

Ketika dikuliti, sungguh mati tak ada dagingnya sama sekali. Yang ada hanya tulang dan kulit. Aku sangat menyesal. Kemudian kusuruh lagi pembantuku untuk mencari lembu yang lain. Dan diambilnya seekor lembu jantan.

Ketika aku hendak memotongnya, lembu jantan tadi meronta. Kemudian melonjak keatas, berdiri diatas kedua kaki belakangnya. Kedua kakinya seperti mau menyalamiku. Dan kemudian ia jatuh, bersimpuh didepanku. Air matanya bercucuran.

“Apa lagi ini?” pikirku heran. Aku sama sekali tidak tega melihat dia begitu sedih. Lalu kusuruh pembantuku mencari lembu yang lain lagi.

“Tak ada lembu yang lebih gemuk daripada yang itu” sahut isteriku sambil menunjuk kepada lembu jantan tersebut.

“Tapi ia kelihatan bersedih. Dan aku tidak bisa memotongnya karena ia sendiri Nampak tak begitu ikhlas menerimanya,” sahutku.

“Tapi tak ada lembu lain. Aku ingin ini saja yang harus dipotong,” kata isteriku lagi dengan sikap tegas. Rasanya terlalu tegas baginya, sehingga lebih baik kusebut saja keras kepala. Lagi pula ia mengancam. Kalau tak mau memotong lembu tersebut, ia tak mau menganggapku sebagai suaminya dan aku pun tak boleh lagi menganggapnya sebagai isteriku.

Sekali lagi, aku tak bisa menolak keinginannya. Aku betul-betul kebingungan. Lama sekali aku merenung, mencari akal untuk membujuk isteriku. Tapi isteriku tak bisa dibujuk lagi. Dia tetap ingin lembu jantan itulah yang dipotong.

“Bagaimana akhirnya?” tiba-tiba Ranuka memutuskan cerita Rakata “Dipotong juga?”

Rakata tidak segera menjawab. Sejenak ia berdiam diri, Ranuka tak sabar lagi nampaknya.

“Bagaimana akhirnya? Ayo teruskan, aku senang mendengarnya,” kara Ranuka lagi.

“Sabar, sabar dulu. Tentu saja aku teruskan cerita ini. Tapi bagaimana caranya? Sekarang sudah hampir pagi. Fajar sudah menyingsing. Dan sebentar lagi sholat shubuh. Kalau bisa kita teruskan besok saja,” sahut Rakata.

“Aduh sayang,” sahut Ranuka berpura-pura. Sebenarnya ia sudah tahu bahwa akan begini jalan ceritanya, sebab semua sudah direncanakan secara cermat.

“Kalau begitu terserahlah. Aku tunggu sampai besok,” katanya

“Demi Tuhan” pikir Baginda. “aku tidak akan membunuh mereka sebelum cerita mereka tamat. Dengan demikian, puteri-puteri Perdana Menteri itu masih tetap selamat.




Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

Bisnis Pulsa

 
;